Setiap manusia normal cenderung mengharapkan dirinya berkembang menjadi lebih baik lagi, apa pun profesinya.
W Stern mengemukakan Teori Konvergensi yang mengatakan
kepribadian manusia terbentuk sebagai hasil interaksi dari nature dan nurture.
Jadi, hasil interaksi dari potensi yang dimiliki manusia dan seberapa besar lingkungan
mempengaruhi perwujudan potensi yang dimiliki.
Kalau berbicara mengenai “potensi”, kita tidak bisa
berbuat banyak, karena potensi manusia memang sudah terberi. Yang dapat
diupayakan adalah usaha untuk mengembangkan potensi yang ada agar berfungsi sesuai
dengan peran yang harus kita jalankan.
Dalam hal ini, Harry Ingham dan Joseph Luft dalam
Johari Window-nya (nama Johari berasal dari Joseph Luft dan Harrington Ingham)
menyatakan bahwa manusia memiliki empat daerah pengenalan diri yaitu:
- Diri terbuka
- Diri terlena
- Diri tersembunyi
- Diri yang tidak dikenal siapa pun.
Keempat hal di atas digambarkan sebagai berikut.
Bidang 1: Diri terbuka
Bagian diri yang disadari oleh diri sendiri dan ditampilkan kepada orang lain atas kemauan sendiri. Misalnya perasaan, pendapat dan pikiran yang dipilih untuk disampaikan kepada orang lain. Juga hal-hal yang tidak dapat ditutupi terhadap orang lain, seperti muka, bentuk badan, umur yang tampak pada keadaan badan (tua, muda).
Bagian diri yang disadari oleh diri sendiri dan ditampilkan kepada orang lain atas kemauan sendiri. Misalnya perasaan, pendapat dan pikiran yang dipilih untuk disampaikan kepada orang lain. Juga hal-hal yang tidak dapat ditutupi terhadap orang lain, seperti muka, bentuk badan, umur yang tampak pada keadaan badan (tua, muda).
Bidang 2: Diri terlena
Bagian diri yang tanpa disadari diri sendiri, tertutup terhadap dirinya, tetapi tersampaikan kepada orang lain atau diketahui oleh orang lain. Misalnya kebiasaan-kebiasaan, sifat-sifat, dan kemampuan tertentu yang tidak disadari ada pada diri sendiri, yang sering berpengaruh (positif atau negatif) dalam berhubungan dengan orang lain (misalnya sering membuat interupsi, kurang memperhatikan perasaan orang lain, senang membantah, membanggakan diri, dan sebagainya).
Bagian diri yang tanpa disadari diri sendiri, tertutup terhadap dirinya, tetapi tersampaikan kepada orang lain atau diketahui oleh orang lain. Misalnya kebiasaan-kebiasaan, sifat-sifat, dan kemampuan tertentu yang tidak disadari ada pada diri sendiri, yang sering berpengaruh (positif atau negatif) dalam berhubungan dengan orang lain (misalnya sering membuat interupsi, kurang memperhatikan perasaan orang lain, senang membantah, membanggakan diri, dan sebagainya).
Bidang 3: Diri tersembunyi
Bagian diri yang disadari oleh diri sendiri, tetapi secara sadar ditutup-tutupi atau disembunyikan terhadap orang lain. Mungkin juga orang tidak tahu bagaimana menyampaikan dirinya kepada orang lain (misalnya tidak setuju tentang pendapat orang lain, tetapi tidak dapat menyampaikan hal itu), atau karena kalau disampaikan akan membuat malu diri sendiri, misalnya perasaan ketidakpastian, keinginan yang rahasia, dan sebagainya.
Bagian diri yang disadari oleh diri sendiri, tetapi secara sadar ditutup-tutupi atau disembunyikan terhadap orang lain. Mungkin juga orang tidak tahu bagaimana menyampaikan dirinya kepada orang lain (misalnya tidak setuju tentang pendapat orang lain, tetapi tidak dapat menyampaikan hal itu), atau karena kalau disampaikan akan membuat malu diri sendiri, misalnya perasaan ketidakpastian, keinginan yang rahasia, dan sebagainya.
Bidang 4: Diri yang tak dikenal oleh diri sendiri dan
oleh orang lain.
Bagian diri yang tidak dikenal diri sendiri dan orang lain ini berupa motif, kebutuhan yang tidak disadari, terlupakan atau didesak ke bawah sadar sehingga tidak dikenal lagi dan masih mempengaruhi tindakan orang dalam berhubungan dengan orang lain.
Bagian diri yang tidak dikenal diri sendiri dan orang lain ini berupa motif, kebutuhan yang tidak disadari, terlupakan atau didesak ke bawah sadar sehingga tidak dikenal lagi dan masih mempengaruhi tindakan orang dalam berhubungan dengan orang lain.
Untuk dirinya perlu dikembangkan kepercayaan dengan
jalan membuka diri terhadap pendapat, perasaan, dan pikiran orang lain, artinya
membuka jalan bagi orang lain untuk memberikan umpan balik kepada dia sehingga
bidang diri terbuka (1) melebar dan akan timbul perbaikan dalam hubungan dengan
orang lain.
Mengenali diri maksudnya adalah memperoleh pengetahuan
tentang totalitas diri yang tepat dengan menyadari segi keunggulan yang
dimiliki maupun segi kekurangan-kekurangan yang ada pada diri.
Umpan balik
Umpan balik merupakan proses di mana seseorang memberi tahu berdasarkan pengamatan dan perasaannya tentang tingkah laku seseorang guna membantu perkembangan pribadi orang itu.
Umpan balik merupakan proses di mana seseorang memberi tahu berdasarkan pengamatan dan perasaannya tentang tingkah laku seseorang guna membantu perkembangan pribadi orang itu.
Beberapa hal yang bisa dijadikan pegangan sebagai
upaya perubahan sikap adalah memiliki motivasi kuat untuk berkembang, memiliki
antusiasme dengan cara berpikir positif, bersedia belajar meyakini dan
menghargai kemampuan diri, berupaya meningkatkan kemampuan untuk mendapatkan
apa yang menjadi tujuan diri sendiri, berupaya tidak membiarkan perkecualian
terjadi, sebelum kebiasaan baru berakar pada kehidupan, dan bersikap rajin
berlatih pada setiap kesempatan diperoleh.
Pengembangan kepribadian
Kecuali modal pegangan tersebut diatas, untuk mengembangkan diri perlu dipertimbangkan juga faktor di bawah ini.
Kecuali modal pegangan tersebut diatas, untuk mengembangkan diri perlu dipertimbangkan juga faktor di bawah ini.
1. Faktor penghambat yang berasal dari
lingkungan.
Sistem yang dianut. Kadang-kadang sistem yang berlaku
dalam lingkungan kita, apakah dalam pekerjaan pendidikan atau lingkungan sosial
di mana kita berada, tanpa disadari menghambat pengembangan diri kita, misalnya
diberlakukannya sistem senioritas dalam jenjang jabatan di mana kita bekerja.
Tanggapan atau sikap/kebiasaan dalam lingkungan
kebudayaan. Kadang-kadang tradisi atau kebiasaan yang berlaku menghambat
perwujudan dari perkembangan diri seseorang.
2. Faktor penghambat yang berasal dari diri
individu sendiri.
Faktor tujuan hidup yang tidak/belum tergambar dengan
jelas.
Faktor motivasi dan faktor keengganan untuk menelaah diri. Kadang-kadang manusia takut untuk menerima kenyataan bahwa ia memiliki kekurangan ataupun kelebihan pada dirinya.
Faktor motivasi dan faktor keengganan untuk menelaah diri. Kadang-kadang manusia takut untuk menerima kenyataan bahwa ia memiliki kekurangan ataupun kelebihan pada dirinya.
Faktor usia. Kadang-kadang orang yang sudah tua dalam
usia tidak melihat bahwa kearifan dan kebijaksanaan dapat dicapainya. Mereka
cenderung memandang bahwa usia muda lebih hebat karena produktif.
Memang banyak aspek penghambat pengembangan
kepribadian kita, namun sebenarnya masalah utamanya terletak pada jawaban kita
terhadap pertanyaan, “Benarkah kita berkeinginan untuk mengembangkan diri
kita?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar